Raja menghadiahi Amirudin seekor keledai. Amirudin menerimanya dengan senang hati. Tetapi Raja berkata, "Ajari keledai itu membaca. Dalam dua Minggu, datanglah kembali ke mari, dan kita lihat hasilnya."
Amirudin berlalu, dan dua Minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Sang Raja menunjuk ke sebuah buku besar. Amirudin menggiring keledainya ke buku itu, dan membuka sampulnya.
Si keledai menatap buku itu, dan tak lama mulai membalik halamannya dengan lidahnya. Terus menerus, dibaliknya setiap halaman sampai ke halaman akhir. Setelah itu si keledai menatap Amirudin.
"Demikianlah," kata Amirudin, "Keledaiku sudah bisa membaca."
Sang Raja mulai menginterogasi, "Bagaimana caramu mengajari dia membaca ?"
Amirudin berkisah, "Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran- lembaran besar mirip buku, dan aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halam untuk bisa makan biji-biji gandum itu, sampai ia terlatih betul untuk membalik- balik halaman buku dengan benar."
"Tapi," tukas Sang Raja tidak puas, "Bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya ?"
Amirudin menjawab, "Memang demikianlah cara keledai membaca: hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya. Kalau kita membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, kita disebut setolol keledai, bukan ?"
"Demikianlah," kata Amirudin, "Keledaiku sudah bisa membaca."
Sang Raja mulai menginterogasi, "Bagaimana caramu mengajari dia membaca ?"
Amirudin berkisah, "Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran- lembaran besar mirip buku, dan aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halam untuk bisa makan biji-biji gandum itu, sampai ia terlatih betul untuk membalik- balik halaman buku dengan benar."
"Tapi," tukas Sang Raja tidak puas, "Bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya ?"
Amirudin menjawab, "Memang demikianlah cara keledai membaca: hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya. Kalau kita membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, kita disebut setolol keledai, bukan ?"
hehehehehhe
ReplyDeletelutju juga
keledei itu cerdik lho
ReplyDeleteiya neh aku ambil dari seorang motivator di tempat aku kerja...wakakakak...namanya pak gudel
ReplyDeletekoment perdana dari saya. mau berkomentar tentang seekor keledai. kenapa ya keledai selalu indentik sebagai hewan yang bodoh?..
ReplyDeletehiks....motivator ya...
ReplyDeleteHmm...emang baca kudu ta u isinya tuh...
-salam persaHabatan fren-
Yup !
Untuuung aku ngerti maksud postingan ini, kalo nggak bisa dikatain keledai,... he he hee
ReplyDeletenice post bos...
Hihihi...... seperti kisah nasrudin ato abu nawas yah...... heuheuheue.....
ReplyDelete@dwina...wah kalau yang itu saya juga gak tau dwi, kata mbah say sih kayak gitu, tapi kelihatannya keledai adalah hewan yang mudah dicocok hidung alias, disuruh kemanapun mau alias gak pakai mikir,,,
ReplyDelete@awanclikers, saya bukan motivator euy tapi ini kiriman dari seorang teman, temannya motivator..ha..ha, salam persahabatan ya...salam dahsyattt
@brigadista, untung aja saya dikasih tahu isi postingan ini, kala nggak malah dikira keledai ngeblog..he,,he
@syamsul alam, sepertinya ini memang cerita itu, kemudian dijiplak..