Friday, August 3, 2012

Kala Kita Tak Lagi Dengannya


Tahun itu adalah tahun yang cukup berat bagi saya pribadi ketika saat itu saya memutuskan untuk tidak lagi bersedia bersama lagi dengannya. Kala itu saya tak sanggup mengungkapkan keinginan saya dengan kata-kata melainkan menuliskan maksud dan keinginan saya dengan sepucuk surat, didepan saya dia membuka surat itu dan mulai membacanya, raut wajahnya sempat menunjukkan rasa kaget namun sebagai seorang yang memang mempunyai kharisma dan wibawa saya bisa melihat bahwa dia mampu menguasai dirinya sambil meneruskan membaca surat saya. Usai membaca dia hanya diam sambil menatap tajam ke arah saya hingga sayapun merasa risih..


Kalau anda menyimpulkan bahwa cerita saya diatas adalah tentang pasangan muda mudi yang sedang dalam ambang sakit hati, sepertinya anda salah, cerita itu adalah cerita kala saya memutuskan untuk tidak lagi bersedia berkontribusi pada perusahaan yang telah banyak memberikan diri ini gaji..!!! Apakah anda pernah mengalaminya? ketika anda tak lagi bersedia bekerja dikala tempat anda sedang sangat membutuhkan anda?, saya tidak dapat membayangkannya; dalam hati kecil perusahaan tempat kita pasti akan dongkol dibuatnya.. Pun tak jauh beda dengan hubungan antara manusia, kala si "dia" tak lagi bersedia bersama dengan kita, saya bisa yakinkan bahwa hati anda "remuk" rasanya. Rasa cinta yang semula dipupuk dan dibina bisa saja berubah menjadi benci, iri dan tidaklah mustahil kalau selanjutnya akan berubah menjadi dendam.

Menerima dengan lapang dada
Dikala saya mengajukan surat pengunduran diri, sang pimpinan menarik nafas panjang sambil bertanya"apa kamu yakin dengan keputusanmu ini?".. sayapun menganguk. Lalu beliau berkata "adakah hal lain yang bisa membuatmu tetap berkontribusi bersama kami?", sayapun menggeleng meyakinkan bahwa ini adalah keputusan yang bulat dan tak bisa diganggu gugat. Coba perhatikan kehidupan pribadi anda ketika "si-dia" tak lagi bersedia bersama dengan kita, anda-pun pasti akan bertanya serupa sang pimpinan ini kan? sepanjang apapun pertanyaannya, logis atau tidak jawabannya, mau menangis, merengek dan memohon kalau dia sudah membulatkan tekad tak lagi bersedia dengan kita ; lha kita mau apa? maksa?...cukup menyadari saja bahwa diakhir cerita tak ada yang bisa kita lakukan selain menerima dengan lapang dada.

Semuanya akan baik-baik saja
Dia tampak tenang, namun tidak seperti kelihatannya hilangnya kontribusi dari salah satu bawahannya jelas akan membuatnya gusar, meneruskan niat untuk terus menaklukkan kebandelan saya untuk tinggal bukanlah jalan keluar terbaik sehingga diapun mencari pengganti; pun sama dengan kehidupan pribadi ; ditinggalkan oleh orang yang benar-benar anda cintai memang akan membuat kondisi hati dalam kondisi tidak baik, gregetan, menyesal karena pernah bersamanya... campuk aduk remuk...muk muk....tapi percayalah bahwa selama kita membuka diri suatu hari akan ada wanita/pria yang bersedia menggantikan posisinya sembari meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Buat yang lagi diputusin; membaca tulisan saya mungkin akan membuat anda berceloteh "urusan kerja" sama "urusan asmara" ya beda, kok disama-samain?.

Ya memang tidak sama sih,,, tapi pada dasarnya bagi saya sebagai seorang pekerja, mencintai pekerjaan saya adalah hal yang semestinya saya lakukan. Saya ingat pertama kali kala perusahaan menyampaikan "surat cinta" saya sudah diterima dan selang setelahnya saya dinyatakan berpacaran dengan "pekerjaan" ohhhhh...... sayapun berbunga-bunga.... saya harap andapun demikian.

Hampir selama beberapa tahun saya berpacaran dengan "pekerjaan" saya ini, dan beberapa tahun pula saya menjalani susah senang bersamanya. Namun tahun itu saya mengakhiri pacaran dengannya....., Keegoisan intelektual saya yang meningkat mulai menyadarkan bahwa saya mustimengupgrade diri saya dan tak ada cara lain selain PUTUS dengannya.

Saya akui bahwa saya benar-benar egois telah memutuskannya, namun visi akan masa depan saya tampak jelas jika saya bersanding dengan yang lainnya, oleh karenanya dengan segenap kerendahan hati sayapun mengakhiri hubungan ini, yang syukur alhamdulillah ternyata "sang mantan" inipun menerimanya dengan lapang dada sambil berkata "gak apa-apa semuanya pasti akan baik-baik saja,dan kalaupun kamu tidak bersama dengan saya doakan ya saya akan bahagia dengan yang lainnya..^_^"

Semoga kita dapat BELaJAR dari pekerjaan kita ya ...

3 comments:

  1. jd inget pengalaman sy sendiri.. udah ngajuin surat pengunduran, malah di suruh bertahan 1 bulan lagi, eh masih di ulur juga.. :D

    ReplyDelete
  2. sungguh sebuah hubungan yang romantis....ahihi

    berakhirpun dengan sangat romantis....ahihi

    ReplyDelete
  3. Sungguh beruntung sebenarnya jika dibutuhkan dan disayang majikan, tetapi bila tak cocok ya apa boleh buat, what can I do ?

    ReplyDelete

Para Pembaca yang baik, mohon meninggalkan pesan agar saya dapat mengunjungi anda balik,

Followers