Wednesday, December 31, 2008

Katakan kalau kau mencintainya

Tit.. tiit ? ?I luv u? Setiap pagi aku menerima SMS bernada seperti itu. Atau terkadang berupa gambar yang melambangkan cinta. Bukan siapa-siapa, karena wanita yang rajin tak pernah absen mengirimiku ungkapan cinta itu tak lain adalah istriku sendiri. Kemarin kuberitahu dia bahwa tindakannya itu memalukan, untuk sebuah keluarga yang sudah memiliki dua anak, tidak usahlah ?cinta-cintaan? seperti halnya orang pacaran atau pengantin baru. Tapi ia tidak menggubrisnya, bahkan ia semakin sering dengan menambah rutinitas itu pada setiap sorenya.

Enam setengah bulan lalu, malah dia melakukan satu seremoni yang bagiku hanyalah buang buang uang saja dan tak selayaknya ia melakukan itu. Malam itu sesampainya aku di rumah, kudapati rumahku hanya diterangi oleh lampu yang remang-remang. Rupanya istriku mengganti lampu ruangan makan kami, agar terkesan lebih romantis, katanya. Sementara dua anakku sudah terlelap menikmati mimpinya, kulihat beberapa batang lilin menyala diatas meja makan yang diatasnya sudah tersedia hidangan penuh selera yang menjadi kesukaanku. Dengan gaun malamnya, ia terlihat begitu cantik. Aku baru ingat, hari itu adalah ulang tahun ketiga pernikahan kami.

Bahkan satu bulan sebelumnya, ia mengajakku keluar bersama anak-anak. Kami makan di sebuah restoran yang cukup bagus. Ia yang membayar semuanya, katanya. Pikirku, dari mana ia mendapatkan uang, toh ia tak bekerja. Akhirnya kuketahui itu uang yang ia sisihkan dari jatah bulanan yang kuberikan. Hanya saja bagiku, sekedar merayakan ulang tahunku tidak perlu repot-repot dan mahal seperti ini. Cukup dengan membeli makanan di pasar dan dimakan bersama-sama, selesai, yang penting kita bersyukur kepada-Nya bahwa kita masih diberikan kekuatan dan kesabaran dalam mengemban amanah-Nya sampai usia kita bertambah hari
itu. Yang kuheran, malam sebelumnya tepat pukul 00.01 WIB ketika detik pertama pada tanggal kelahiranku, sebuah kecupan hangat mendarat di keningku. Kubuka perlahan mataku dan kudapatkan senyumannya yang manis. Malam itu ia menghadiahiku sebuah jam tangan yang didalam bungkus kadonya terdapat sebuah kartu ucapan bertuliskan: ?Take My Heart In Your Arm?.

O ya, sekedar memberitahu, handphone yang kupakai sekarang ini adalah handphone hadiah darinya pada saat ulangtahun pernikahanku enam setengah bulan yang lalu itu. Aku sempat menolaknya, karena handphone-ku sebelumnya juga masih bagus. Dengan sedikit senyum ia menghulurkan sebungkus kado cantik itu. Didalamnya, kutemukan kembali sebuah kartu bertuliskan sebuah pesan (harap) singkat: ?Keep In Touch, Please ??. Lucunya, aku lupa bertanya, bagaimana cara ia mendapatkan barang semahal itu. Ah mungkin karena aku sedang terkagum-kagum saja kepada istriku itu, yang membuat aku lupa.

SMS terakhir yang aku terima pagi ini, masih sama isinya. Namun entah kenapa hari ini aku menitikkan air mata. Kuperhatikan kembali rangkaian kata-kata dalam pesan itu, padahal setiap hari aku membacanya. I-L-U-V-U ? kuperhatikan satu persatu huruf yang terangkai singkat itu, namun titik air dari mataku semakin bertambah. Aku jadi teringat dengan handphone hadiah darinya, teringat dengan makan malam istimewa nan romantis saat ulang tahun pernikahanku enam setengah bulan yang lalu, jam tangan hadiah darinya saat ulangtahunku, semua perhatian, cinta dan kasih sayangnya kepadaku. Ooh ?

Tiba-tiba mataku menatap lingkaran merah di satu tanggal pada kalender mejaku. Disitu tertulis, ?Ultah istriku?. Ya Allah ? aku hampir saja melupakannya kalau besok adalah hari ulang tahunnya. Sementara hari sudah sore, aku bingung harus menyiapkan hadiah apa untuknya, padahal uangku sudah habis, tak mungkinlah jika aku meminta kepadanya untuk membeli hadiah untuknya, jelas nggak surprise. Akhirnya, aku nekat menelepon beberapa teman dan karibku, atau siapapun yang bisa kupinjam uangnya. Aku ingin memberinya sesuatu. Namun, apa daya, tak satupun dari mereka bisa meminjamkannya karena memang selain mendadak,
bukan tanggal yang tepat bagi siapapun untuk meminjam uang di tanggal tua.

Aku lemas, hari sudah terlalu malam bagiku untuk mengetuk pintu orang kesekian untuk kupinjami uangnya. Lagipula toko-toko mulai tutup, kalaupun aku mendapatkan uangnya, sudah terlambat untuk membeli sesuatu. Langkahku gontai, aku malu jika pulang tak membawa apa-apa. Aku menyesal, rupanya kesibukan dan sifat egoisku yang selama ini menutupi semua perhatian dan cinta yang diberikannya, hingga tak sekalipun aku membalasnya. Sambil berjalan, lalu terbetik sebuah ide kecil dibenakku ?

Aku pulang, kudapati rumahku sudah sepi, istri dan kedua anakku sudah terlelap. Aku tak ingin membangunkan mereka. Belum juga mataku merapat karena masih membayangkan betapa menyesalnya aku yang telah mengabaikan perhatian dan kasih sayangnya selama ini, bahkan tak sepatah kata ?terima kasih? pun aku ucapkan untuk semua cintanya itu. Satu jam kemudian, istriku terbangun untuk menunaikan sholat malamnya. Biasanya ia membangunkan aku (atau sebaliknya jika aku bangun terlebih dulu) untuk sholat bersama. Namun ia tak segera, karena kuyakin matanya langsung menatap setangkai bunga mawar merah yang kuletakkan disamping bantal tidurnya. Sementara aku masih berpura-pura terlelap, namun mataku sesekali menangkap senyuman di bibirnya ketika ia membaca kertas kecil yang kuikatkan ditangkai bunga itu, ?Maafkan abang dik, yang telah melupakan perhatian dan cinta adik. Bunga ini memang tidak akan mampu membalas semua yang telah adik berikan ? with luv ??

Saudaraku, berapapun usia pernikahan anda, tetaplah perbaharui cinta berdua dengan senantiasa memberikan perhatian dan kasih sayang. Sehingga kelak, cita-cita berdua sampai di surga-Nya bukanlah sekedar impian. Dengan cinta dan perhatian yang tulus kepada pasangan anda, segala cobaan, ujian seberat apapun akan mampu diatasi bersama, selamanya, tanpa harus berakhir dengan tangis dan penyesalan. Sehingga juga dengan itu, waktu yang anda punya tak habis terpakai untuk menyelesaikan semua persoalan, dan anda bisa lebih memfokuskan harap dan do?a semoga Allah tersenyum juga mencurahkan cinta-Nya karena kasih dan sayang setiap hamba kepada pasangannya.

sumber : eramuslim

Larangan "Topless" Menuai Kritik

AUSTRALIA adalah negara obsesi saya untuk berlibur, karena negara ini adalah negara yang indah kata teman-teman saya sih ^_^. Untuk membuktikannya maka kucoba browsing nyari mengenai tempat pariwisata di AUSTRALIA...pake gooogling...wusssss,,,
Eh yang ketemu malah "TOPLESS DI PANTAI AUSTRALIA" ha..ha..nah ternyata sejak lama di pantai australia banyak wanita yang berbertelanjang dada..dan fenomena ini ternyata pemandangan umum sejak lama di Australia...(pantesan temanku bilang tahun depan akan kesana lagi ^_^).

Di Australia, sangat mudah dijumpai wanita bertelanjang dada di pantai, tetapi tak banyak orang peduli.

Tapi baru-baru ini ada usulan bagus untuk melarang wanita telanjang dada ketika mandi matahari di Pantai Sydney,.....tapi kok anehnya malah menuai kritik ya?. Misalnya saja di halaman muka The Daily Telegraph edisi Selasa (30/12), disebutkan bahwa larangan itu mengada-ada dan tidak perlu...Begitu juga dengan Pemimpin dua partai besar di Negara Bagian New South Wales, di mana aturan baru itu akan diberlakukan dengan tegas menolak usulan itu.

Presiden Partai Demokratis Kristen Reverend Fred Nile yang juga juru bicara parlemen menyatakan, usulan itu masih membutuhkan klarifikasi tentang istilah nudisitas atau ketelanjangan, dia menyatakan "Peraturan harus clear," kata Nile seperti dikutip The Daily Telegraph. "Harusnya dikatakan begini: 'mempertontonkan payudara wanita di pantai akan dilarang'," tambahnya.

Wali Kota Sally Betts yang wilayahnya mencakup Pantai Bondi di Sydney mengaku terperanjat mendengar adanya usulan yang membatasi perempuan mandi matahari dengan bertelanjang dada. Menurut dia, lebih baik para legislator mengurusi persoalan sosial yang lebih besar di Sydney.
Sepertinya tanda-tanda kiamat mulai dekat neh ^_^

*1 ONS BUKAN 100 GRAM.*

PENDIDIKAN YANG MENJADI BOOMERANG
Seorang teman saya yang bekerja pada sebuah perusahaan asing, di PHK akhir tahun lalu. Penyebabnya adalah kesalahan menerapkan dosis pengolahan limbah, yang telah berlangsung bertahun-tahun. Kesalahan ini terkuak ketika seorang pakar limbah dari suatu negara Eropa mengawasi secara langsung proses pengolahan limbah yang selama itu dianggap selalu gagal.
Pasalnya adalah, takaran timbang yang dipakai dalam buku petunjuknya menggunakan satuan pound dan ounce. Kesalahan fatal muncul karena yang bersangkutan mengartikan 1 pound = 0,5 kg. dan 1 ounce (ons) = 100 gram, sesuai pelajaran yang ia terima dari sekolah.
Sebelum PHK dijatuhkan, teman saya diberi tenggang waktu 7 hari untuk membela diri dgn. cara menunjukkan acuan ilmiah yang menyatakan 1 ounce (ons) = 100 g. Usaha maksimum yang dilakukan hanya bisa menunjukkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mengartikan ons (bukan ditulis ounce) adalah satuan berat senilai 1/10 Kilogram. Acuan lain termasuk tabel-tabel konversi yang berlaku sah atau dikenal secara Internasional tidak bisa ditemukan.

SALAH KAPRAH YANG TURUN-TEMURUN.

Prihatin dan penasaran atas kasus diatas, saya mencoba Menanyakan hal ini kepada lembaga yang paling berwenang atas system takar-timbang dan ukur di Indonesia, yaitu Direktorat Metrologi. Ternyata, pihak Dir. Metrologi pun telah lama melarang pemakaian satuan ons untuk ekivalen 100 gram. Mereka justru mengharuskan pemakaian satuan yang termasuk dalam Sistem Internasional (metrik) yang diberlakukan resmi di Indonesia . Untuk ukuran berat, satuannya adalah gram dan kelipatannya. Satuan *Ons bukanlah bagian dari sistem metrik* ini dan untuk menghilangkan kebiasaan memakai satuan ons ini, Direktorat Metrologi sejak lama telah memusnahkan semua anak timbangan (bandul atau timbal) yang bertulisan "ons" dan "pound".

Lepas dari adanya kebiasaan kita mengatakan 1 ons = 100 gram dan 1 pound = 500 gram, ternyata *tidak pernah ada acuan system takar-timbang legal* atau pengakuan internasional atas satuan ons yang nilainya setara dengan 100 gram. Dan dalam sistem timbangan legal yang diakui dunia internasional, *tidak pernah dikenal adanya satuan ONS khusus ** Indonesia **. Jadi, hal ini adalah suatu kesalahan yang diwariskan turun-temurun. Sampai kapan mau dipertahankan ?

BAGAIMANA KESALAHAN DIAJARKAN SECARA RESMI ?

Saya sendiri pernah menerima pengajaran salah ini ketika masih di bangku sekolah dasar. Namun, ketika saya memasuki dunia kerja nyata, kebiasaan salah yang nyata-nyata diajarkan itu harus dibuang jauh karena akan menyesatkan. Beberapa sekolah telah saya datangi untuk melihat sejauh mana penyadaran akan penggunaan sistem takar-timbang yang benar dan sah dikemas dalam materi pelajaran secara benar, dan bagaimana para murid (anak-anak kita) menerapkan dalam hidup sehari-hari. Sungguh memprihatinkan. Semua sekolah mengajarkan bahwa 1 ons = 100 gram dan 1 pound = 500 gram, dan anak-anak kita pun menggunakannya dalam kegiatan sehari-hari. "Racun" ini sudah tertanam didalam otak anak kita sejak usia dini. Dari para guru, saya mendapatkan penjelasan bahwa semua buku pegangan yang diwajibkan atau disarankan oleh Departemen Pendidikan Indonesia mengajarkan seperti itu. Karena itu, tidaklah mungkin Bagi para guru untuk melakukan koreksi selama Dep. Pendidikan belum merubah atau memberikan petunjuk resmi.

TANGGUNG JAWAB SIAPA ?

Maka, bila terjadi kasus-kasus serupa diatas, Departemen Pendidikan kita jangan lepas tangan. Tunjukkanlah kepada masyarakat kita terutama kepada para guru yang mengajarkan kesalahan ini, salah satu alasannya agar tidak menjadi beban psikologis bagi mereka; *"acuan sistem timbang legal yang mana yang pernah diakui/ diberlakukan secara internasional, yang menyatakan bahwa : **1 ons adalah 100 gram, 1 pound adalah 500 gram."?* Kalau Dep. Pendidikan tidak bisa menunjukkan acuannya, mengapa hal ini diajarkan secara resmi di sekolah sampai sekarang ? Pernahkan Dep. Pendidikan menelusuri, di negara mana saja selain Indonesia berlaku konversi 1 ons = 100 gram dan 1 pound = 500 gram? Patut dipertanyakan pula, bagaimana tanggung jawab para penerbit buku pegangan sekolah yang melestarikan kesalahan ini? Kalau Dep. Pendidikan mau mempertahankan satuan *ons yang keliru* ini, sementara pemerintah sendiri melalui Direktorat Metrologi melarang pemakaian satuan "ons" dalam transaksi legal, maka konsekwensinya ialah harus dibuat sistem baru timbangan Indonesia (versi Depdiknas).

Sistem baru inipun harus diakui lebih dulu oleh dunia internasional sebelum diajarkan kepada anak-anak. Perlukah adanya system timbangan Indonesia yang konversinya adalah 1 ons *(Depdiknas) * = 100 gram Dan
1 pound * (Depdiknas) * = 500 gram.? Bagaimana "Ons dan Pound *(Depdiknas) *" ini dimasukkan dalam sistem metric yang sudah baku diseluruh dunia? Siapa yang mau pakai?.

HENTIKAN SEGERA KESALAHAN INI.

Contoh kasus diatas hanyalah satu di antara sekian banyak problema yang merupakan akibat atau korban kesalahan pendidikan. Saya yakin masih banyak kasus-kasus senada yang terjadi, tetapi tidak kita dengar. Salah satu contoh kecil ialah, banyak sekali ibu-ibu yang mempraktekkan resep kue dari buku luar negeri tidak berhasil tanpa diketahui dimana kesalahannya. Karena ini kesalahan pendidikan, masalah ini sebenarnya merupakan masalah nasional pendidikan kita yang mau tidak mau harus segera dihentikan. Departemen Pendidikan tidak perlu malu dan basa-basi diplomatis mengenai hal ini. Mari kita pikirkan dampaknya bagi masa depan anak-anak Indonesia . Berikan teladan kepada bangsa ini untuk tidak malu memperbaiki kesalahan. Sekalipun hanya untuk pelajaran di sekolah, dalam hal Takar-Timbang- Ukur, Dep. Pendidikan tidak memiliki supremasi sedikitpun terhadap Direktorat Metrologi sebagai lembaga yang paling berwenang di Indonesia. Mari kita ikuti satu acuan saja, yaitu Direktorat Metrologi. Era Globalisasi tidak mungkin kita hindari, dan karena itu anak-anak kita harus dipersiapkan dengan benar. Benar dalam arti landasannya, prosesnya, materinya maupun arah pendidikannya. . Mengejar ketertinggalan dalam hal kualitas SDM negara tetangga saja sudah merupakan upaya yang sangat berat. Janganlah malah diperberat dengan *pelajaran sampah* yang justru bakal menyesatkan. Didiklah anak-anak kita untuk mengenal dan mengikuti aturan dan standar yang berlaku SAH dan DIAKUI secara internasional, bukan hanya yang rekayasa lokal saja. Jangan ada lagi korban akibat pendidikan yang salah. Kita lihat yang nyata saja, berapa banyak TKI di luar negeri yang berarti harus mengikuti acuan yang berlaku secara internasional. Anak-anak kita memiliki HAK untuk mendapatkan pendidikan yang Benar sebagai upaya mempersiapkan diri menyongsong masa depannya yang akan penuh dengan tantangan berat.

ACUAN MANA YANG BENAR?

Banyak sekali literatur, khususnya yang dipakai dalam dunia tehnik, dan juga ensiklopedi ternama seperti Britannica, Oxford , dll. *(maaf, ini bukan promosi)* menyajikan tabel-tabel konversi yang tidak perlu diragukan lagi. Selain pada buku literatur, tabel-tabel konversi semacam itu dapat dijumpai dengan mudah di dalam buku harian/diary/ agenda yang biasanya diberikan oleh toko atau produsen suatu produk sebagai sarana promosi.
*Salah satu* konversi untuk satuan berat yang umum dipakai SAH secara internasional adalah sistem avoirdupois/ avdp. (baca : averdupoiz).silahkan boleh dicari detailnya di WIKIPEDIA

1 ounce/ons/onza = 28,35 gram *(bukan 100 g.)*
1 pound = 453 gram *(bukan 500 g.)*
1 pound = 16 ounce *(bukan 5 ons)*

Bayangkan saja, bagaimana jadinya kalau seorang apoteker meracik resep obat yang seharusnya hanya diberi 28 gram, namun diberi 100 gram, atau jika kita membeli barang di eropa yang memakai satuan ini kemudian dikonversikan pasti kita akan mengira orang eropa MENCURANGI kita? . Apakah kesalahan semacam ini bisa di kategorikan sebagai malapraktek? Pelajarannya memang begitu, kalau murid tidak mengerti, dihukum!!! Jadi, kalau malapraktik, logikanya adalah tanggung jawab yang mengajarkan. (*ini hanya gambaran/ilustrasi salah satu akibat yang bisa ditimbulkan, bukan kejadian sebenarnya, tetapi dalam bidang lain banyak sekali terjadi)*

KALAU BUKAN KITA YANG MENYELAMATKAN - LALU SIAPA ?.

Melalui tulisan ini saya ingin mengajak semua kalangan, baik kalangan pemerintah, akademis, profesi, bisnis/pedagang, sekolah dan orang tua dan juga yang lainnya untuk ikut serta mendukung penghapusan satuan "ons dan pound yang keliru" dari kegiatan kita sehari-hari. Pengajaran sistem timbang dgn. satuan Ounce dan Pound seharusnya diberikan sebagai pengetahuan disertai kejelasan asal-usul serta *rumus konversi yang benar*. Hal ini untuk membuang kebiasaan salah yang telah melekat dalam kebiasaan kita, yang bisa mencelakakan/ menyesatkan anak-anak kita, generasi penerus bangsa ini.

LEMBAR PELENGKAP TAKAR - UKUR - TIMBANG MENGIKUTI SISTEM METRIK YANG BERLAKU SEJAK THN *1799*.

*Kuantitas* *Satuan**Simbol**Keterangan*
Panjang meter m bukan mtr.
Luas meter persegi m2
Isi/volume meter kubik m3
Berat gram g bukan gr.
Takaran liter
1 l = 1000 cm3 (cc)
Suhu/temperature derajat Celcius oC

BEBERAPA SEBUTAN/AWALAN UNTUK FAKTOR PENGALI DALAM SISTEM METRIK AWALAN FAKTOR PENGALI SIMBOL/SINGKATAN CONTOH PEMAKAIAN

Giga 1.000.000.000 G GHz.
Mega 1.000.000 M MW
kilo 1.000 k km
hecto 100 h ha
deka 10 da dam
deci 0,1 d dm
centi 0,01 c cm
milli 0,001 m ml
micro 0,000.001 *m* mF
dan seterusnya.

Dalam sistem metrik memang dikenal *1 are = 100 m2* khusus untuk ukuran tanah yang diakui sah secara internasional.

*Untuk satuan ONS yang mengartikan kelipatan 100 g., apalagi POUND yang mengartikan kelipatan 500 g., tidak pernah ada di dalam system metrik maupun non-metrik/imperial yang pernah diberlakukan sah secara internasional. *

Maaf kalau anda sudah tahu informasi ini, tapi sayangnya sebagian besar teman-teman dekat saya selalu menjawab 1 Ons = 100gr ^_^, yang mana salah satunya juga guru SD ^_^, ketika saya jelaskan malah ngeyellll ^_^..he..he gak dicari kebenarannya, apalagi kalau sudah ketemu ibu-ibu diwarung walahhhhh...ngejawabnya susah nyari timbangan 28.35 gram...weleh weleh.....

Semoga bermanfaat.....

Empat Lilin (Harapan)

Hari ini kita akan melewati pergantian tahun... takutkah anda ?.. takut tidak mengubah apapun... masihkah kita memegang lilin penerang dalam hidup kita ?!.... Sebuah Motivasi kiriman seorang kawan kayaknya menarik nih di pergantian tahun 2009..

Ada seorang anak yang membawa empat lilin: .." aku takut kegelapan, aku membawa dan menyalakan empat lilin supaya jalanku menjadi terang dan aku tidak takut lagi...lalu sang anak mulai menyalakan lilin itu satu persatu..Suasana menjadi terang ketika lilin pertama menyala... tetapi lilin itu sangat redup nyalanya..lilin itu berkata :.."Aku adalah Damai." "Namun manusia tak mampu menjagaku, merekas diliputi perasaan takut bingung cemas kawatir, maka lebih baik aku mematikan diriku saja!"Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.

Lalu sang anak menyalakan lilin yang kedua. lilin keduapun redup nyalanya. sang anak bertanya: " mengapa nyalamu redup "..? Lilin itu berkata: "Aku adalah Iman." "Sayang aku tak berguna lagi." "Manusia tak mau mengenalku, dalam situasi yang sulit manusia tidak menggunakanku..mereka lebih memilih menghalalkan segala cara..aku tidak bisa menjadi penerang bagi mereka. untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala."Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.

Lilin ketiga mulai dinyalakan. sama dengan dua lilin sebelumnya lilin itupun nyalanya tidak terang. Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara:"Aku adalah Cinta" "Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala." "Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna.""Mereka saling membenci, membunuh dan menghancurkan, membenci sesamanya bahkan membenci keluarganya."

Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.
Sang anak menjadi bingung dan sangat ketakutan. ditangannya tinggal satu-satunya lilin. kalau sampai padam maka semuanya akan menjadi gelap gulita. dengan harap-harap cemas dia menyalakan lilin terakhir dan berkata : menyalalah... aku takut kegelapan...!!!

Ternyata lilin keempat itu dapat menyala dan berusaha tetap menyala...Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata:.."Jangan takut, Janganlah menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya:

" Akulah H A R A P A N "

Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya.... dan akhirnya sang kegelapan tidak lagi bertahan.. karena diusir oleh kekuatan lilin yang menyala...

Jangan kehilangan HARAPAN...sekalipun kadang kita menyaksikan beberapa lilin penerang dihati manusia mulai redup dan padam.. tetapi sekali sekali jangan padamkan LILIN HARAPAN....

Jangan kehilangan harapan...hal itulah yang membuat kita bertahan untuk tetap hidup...
nyalakan harapan hidup kita ditahun baru 2009... sekalipun nyala lilin 2008 sudah hampir padam...
Selamat memasuki gelapnya tahun 2009... nyalakan lilin-lilin yang lain dengan sebuah harapan..

HARAPAN... SEKALI LAGI HARAPAN... JANGAN PADAM !!!!!!!!!!!

Followers