Dengan sedikit tergesa saya membawa bungkusan itu dan membagikan kepada kawan-kawan ditempat saya bekerja.
ya ya ya.... agak aneh memang, kenapa saya musti membagi-bagi kacang goreng ini; kacang goreng-nya terbungkus dalam plastik-plastik kecil dalam jumlah banyak, bisa jadi karena saya tidak sanggup menghabiskannya sehingga saya musti membaginya. Ada yang berterima kasih ada yang mencibir, "kok beli makanan ginian sih?"
Siang itu panasnya sangat terik, sehingga membuat saya mampir ke sebuah "Mini Market" untuk membeli minuman yang mampu menekan naiknya temperatur dikerongkongan saya. Cukup lama saya didalam "Toko" ini sembari mengantri dalam membayar antrian , saya mengamati keadaan sekitar luar toko, sembari melongok melihat kendaraan saya yang terparkir diluar toko melalui kaca transparan toko.
ya ya ya.... agak aneh memang, kenapa saya musti membagi-bagi kacang goreng ini; kacang goreng-nya terbungkus dalam plastik-plastik kecil dalam jumlah banyak, bisa jadi karena saya tidak sanggup menghabiskannya sehingga saya musti membaginya. Ada yang berterima kasih ada yang mencibir, "kok beli makanan ginian sih?"
Siang itu panasnya sangat terik, sehingga membuat saya mampir ke sebuah "Mini Market" untuk membeli minuman yang mampu menekan naiknya temperatur dikerongkongan saya. Cukup lama saya didalam "Toko" ini sembari mengantri dalam membayar antrian , saya mengamati keadaan sekitar luar toko, sembari melongok melihat kendaraan saya yang terparkir diluar toko melalui kaca transparan toko.
Pandangan saya kemudian tertuju pada seorang ibu-ibu paruh baya berpakaian kumal yang menengadahkan kotak berisi uang receh yang jumlahnya cukup banyak, sesekali menengadahkan kotak tersebut kepada semua pengunjung yang keluar toko sambil berharap mereka merelakan sisa receh tersebut masuk dalam kotak ajaibnya.
Kotak ini benar-benar ajaib ; tak sedikit kepingan logam receh yang menempel laksana magnet, sayangnya saya adalah salah satu orang yang kebal akan daya magnet kotak tersebut serta "TIDAK" mau merelakan uang tersebut terseret rayuan kotak ajaib-nya.
Anda boleh berpendapat bahwa saya P-E-L-I-T, namun jika saya mendeskripsikan bagaimana bentuk fisiknya andapun mungkin akan berpendapat sama dengan saya. pakaiannya memang kumal dan tambal-tambal, namun badannya cukup gemuk dan dia sanggup berdiri seharian didepan toko..hampir setiap hari....!!!!
Kotak ini benar-benar ajaib ; tak sedikit kepingan logam receh yang menempel laksana magnet, sayangnya saya adalah salah satu orang yang kebal akan daya magnet kotak tersebut serta "TIDAK" mau merelakan uang tersebut terseret rayuan kotak ajaib-nya.
Anda boleh berpendapat bahwa saya P-E-L-I-T, namun jika saya mendeskripsikan bagaimana bentuk fisiknya andapun mungkin akan berpendapat sama dengan saya. pakaiannya memang kumal dan tambal-tambal, namun badannya cukup gemuk dan dia sanggup berdiri seharian didepan toko..hampir setiap hari....!!!!
so, masih bersediakah anda untuk mengurangi berat dompet anda untuk disumbangkan padanya setiap hari?
Ketika saya melewatinya, dia menodongkan kotak tersebut namun saya cuek saja, dan saya salut karena hampir tiap hari saya bertemu dengannya dan kesekian kali pula usahanya gagal untuk me-luluhkan hati saya. Entahlah; mungkin saja saya tidaklah semelow dulu yang dengan gampangnya merelakan receh usang hanya menuh-menuhin kantong saja.
Namun hati saya berdegup kencang ketika melihat wanita tua (lebih tua dari ibu-ibu berkaleng ajaib) melewati toko tempat saya berbelanja, dia menatap saya tajam, dan dari mulutnya berucap "beli mas kacangnya, murah kok sambil berdiri menawarkan bungkusan kacang yang jumlahnya masih banyak dalam gendongan".
Wanita ini berperawakan kurus, kulitnya sudah mulai keriput, legam dan mengenakan caping untuk menutup ubunnya dari terik yang menyengat. Saya benar benar kasihan melihat raut letihnya, bagaimana tidak trenyuh hati ini... kacang dikantong plastiknya masih penuh...!!!!
Ketika saya melewatinya, dia menodongkan kotak tersebut namun saya cuek saja, dan saya salut karena hampir tiap hari saya bertemu dengannya dan kesekian kali pula usahanya gagal untuk me-luluhkan hati saya. Entahlah; mungkin saja saya tidaklah semelow dulu yang dengan gampangnya merelakan receh usang hanya menuh-menuhin kantong saja.
Namun hati saya berdegup kencang ketika melihat wanita tua (lebih tua dari ibu-ibu berkaleng ajaib) melewati toko tempat saya berbelanja, dia menatap saya tajam, dan dari mulutnya berucap "beli mas kacangnya, murah kok sambil berdiri menawarkan bungkusan kacang yang jumlahnya masih banyak dalam gendongan".
Wanita ini berperawakan kurus, kulitnya sudah mulai keriput, legam dan mengenakan caping untuk menutup ubunnya dari terik yang menyengat. Saya benar benar kasihan melihat raut letihnya, bagaimana tidak trenyuh hati ini... kacang dikantong plastiknya masih penuh...!!!!
Mulanya saya ingin membelinya dengan sisa recehan dikantong, namun entah kenapa tangan saya tanpa sadar malah merogoh kantong belakang, jari sayapun bergerak cekatan membuka dompet, dan mencomot kertas hijau bertuliskan "OTO ISKANDAR DI NATA" dan menukarnya dengan segepok KACANG GORENG. Dan setelahnya saya malah lupa komat-kamit yang saya ucapkan pada si ibu penjual kacang.
Weleh........ hanya saja lamat-lamat saya ingat ucapannya waktu itu "Makasih ya masss... tak doain moga tambah rejeki", itu saja...
aaamin..:)
ReplyDeleteTapi mas waktu ngeluarin uang, sadar gak sih? hihihi
ReplyDeleteSubhanallah, hati nya cepat luluh dan memang tahu mana yang pantas diberi uang, dengan membeli kacangnya.
Wah bannyak juga yaa, yang menjadikan minta-minta sebagai profesi, astagfirullah
ijin repost
ReplyDeletesok atuh mas
ReplyDelete