Saturday, May 2, 2009

Kegundahanku akan Masa Depan

Saat itu aku berumur 6 tahun, tahun itu adalah tahun dimana aku sedang senang senang bersekolah di Sekolah dasar. Seorang guru bertanya kepadaku apa cita citaku? aku menjawab dengan enteng, aku ingin menjadi Dokter. waktu itu yang ada dibayanganku adalah dokter adalah orang yang pintar yang mampu menyembuhkan segala penyakit dan hidup enak. Setelah aku beranjak ke SMP aku merasa bosan dan ingin sekali cepat menjadi orang dewasa karena kalau aku SMA maka aku bisa bawa motor ke sekolah dan kayaknya wajar jika pacaran ^_^ (bisa gandeng gandengan he,,he).

Beberapa tahun setelahnya aku menginjak dewasa dan masuk ke salah satu SMA favorite... sangat menyenangkan, apalagi waktu itu dah bisa pacaran he,,he. tapi patah hati diputusin gara-gara jerawatan ^_^ Waktu SMA rasanya ingin aku cepat kuliah.

Kelihatanya kuliah adalah hal yang menyenangkan, aku bisa pakai pakaian bebas tanpa diikat oleh seragam seperti layaknya aku waktu SMA dulu. Dan memang benar aku merasakan satu kebebasan disana. Masuk di Universitas yang terkenal disemarang, dan banyak teman serta kuliah dan sesekali bersenang senang.

Cukup lama aku kuliah dan aku sampai lupa tujuanku!!!!. aku hampir DO untungnya aku bisa selamat mengerjakan skripsi dengan waktu yang tepat dan cepat. Masalah terselesaikan!!!!. datanglah waktu wisuda, dengan sedikit membusungkan dada aku menunjukkan pada dunia aku berhasil!!!!.

Tapi nyaliku jadi sedikit ciut ketika seorang kawan memberikan selamat sambil bertanya "Selamat ya mas, semoga setelah ini mas bisa bekerja di tempat yang layak". Blaik aku tersentak...!!!! Aku lupa kalau aku punya masa depan yang sama sekali belum terbayang..!!!! Dengan tergopoh gopoh aku bertanya sana sini dan menanyakan kesemua orang tentang lapangan kerja, aku merasa gundah bagaimana jika aku tidak mendapatkan pekerjaan? bagaimana jika semua orang mencemoohku sebagai sarjana pengangguran?

Kegundahanku agak surut, setelah aku mendapatkan pekerjaan disebuah perusahaan besar. Gajinya lumayanlah untuk seorang pemula sepertiku. Tapi kegundahanku muncul kembali, kegundahan lain datang ketika umurku bertambah dan aku mulai dipojokkan dengan pertanyaan "kapan menikahnya?"...kegundahanku beralasan mengingat orang yang aku cintai "tidak memberikan kepastian yang mantap untuk menapak ke jenjang pernikahan". Padahal disisi lain orang tuaku sangat berharap mengenalkan orang yang aku cintai kepada mereka, dan berharap kami segera menikah. Sayangnya aku tidak bisa mengenalkannya ke mereka, karena dia selalu berjanji tapi tidak pernah menepatinya. Sampai akhirnya kedua orang tuaku menawarkan pilihan mereka kepadaku, dan akupun hanya tertunduk diam!!!! tidak mengiyakan dan tidak pula menolak....

Kegundahankupun bertumpuk lagi ketika aku memikirkan tentang masa depan yang aku hadapi. Aku sama sekali tidak siap dengan masa depan karena "planing yang terlambat". Bagaimana jika aku menikah nanti? uang darimana? bagaimana jika nanti uangku tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga? bagaimana aku bisa membeli rumah? bagaimana jika aku punya anak nanti? bagaimana jika aku nanti di PHK dll..? Semuanya terlihat begitu suram untuk kuhadapai, ingin sekali aku mundur dimasa aku tidak memikirkan semua ini...yah "masa kecil"

tapi kembali ke "masa kecil" terkesan begitu konyol ya?

Sepertinya aku terlalu khawatir akan semuanya, hal itu belumlah terjadi kenapa aku harus khawatir? dan sepertinya semua yang aku khawatirkan hanyalah berlandaskan materi saja. kegundahanku agak mulai surut ketika aku membaca cerita dari Kang Dadang Kadarusman

"Sore itu, layar pesawat televisi saya dirubungi begitu banyak semut. Sehingga, gambarnya menjadi tidak kelihatan. Setelah channel dan kabelnya diotak-atik pun semut-semut itu tidak hendak beranjak pergi. Namun, ketika saya melihat keatas genteng, ternyata posisi antenna TV itu sudah bergeser; hingga arahnya berlawanan dengan posisi selama ini. Ajaibnya, ketika arah antenna itu diperbaiki; seketika itu juga para semut elektronik itu kabur menyisakan tampilan layar kaca yang jelas, jernih, lagi bening"

Yang bisa saya tangkap dari uraian kang dadang adalah, kita harus mampu memposisikan diri bagaimana caranya agar "tampilan layar kaca yang jelas, jernih, lagi bening" dan terhindar dari gambar buram (hal buruk yang terjadi dimasa datang). Mulai dari sekarang sepertinya saya harus mempunyai planning yang jelas tentang gambaran masa depan saya. Membuat rencana-rencana strategis jangka panjang. Dan, mengkalkulasikan resiko-resiko yang mungkin menghadang selama dalam perjalanan.

Semoga kegundahan yang saya rasakan sekarang, menjadikan saya lebih dewasa dan menjadi cambuk bagi saya agar lebih matang dalam menata hidup saya.

Followers