Monday, December 23, 2013

Ode untuk Perempuan

Tangan saya gemetar, saya benar-benar tidak lagi kuat menggendongnya, bobotnya sangat berbeda dengan 3 bulan yang lalu. Bobotnya yang sekarang sudah mencapai 10 kilo membuat saya musti menyerah melambaikan tangan kepada istri saya hanya dalam hitungan kurang dari 30 menit.

yah....itu adalah bobot putri kami yang sekarang sudah menginjak usianya yang ke 10 bulan, tak disangka bahwa saya tak mampu lagi menggendongnya lama-lama, dan kepada istri saya, saya musti mengaku kalah bahwa saya sebagai laki-laki tidaklah selalu unggul dalam segala hal.

Sudah hampir 2 tahun kami menikah, dan 2 tahun itu pula saya pelan-pelan mulai mengerti kenapa Nabi Besar Muhammad SAW menjawab dengan sebutan "ibu" sebanyak 3x, ketika ditanya siapakah orang yang harus dihormati.

Sekalipun saya adalah laki-laki, saya menyadari betul bahwa menjadi Ibu bukanlah hal yang mudah, mengaca dari istri saya, yang dari mulai membuncit mengandung anak kami, ternyata bukanlah hal yang enteng untuk dijalani. 

Tak bisa saya bayangkan rasanya menanggung beban 5 Kg dibagian depan, yang mengakibatkan kadang dia musti selalu harus membungkuk meluruskan pinggulnya yang terasa pegal, terlebih lagi saya tahu dengan jelas bahwa tidurnyapun tidak nyenyak, miring kekiri dan kekanan agar sang jabang bayi tetap dalam konsisi nyaman dan ini dilakukan selama 6 bulan..!!!

Dan yang paling menakjubkan adalah ketika para istri ini bersedia untuk meregang nyawa untuk melahirkan anaknya ke dunia, tak bisa dibayangkan betapa sakit rasanya (boleh tanya dengan para suami yang mendampingi istrinya melahirkan, ada yang pingsan, ada yang dicakar-cakar, bahkan dijambak-jambak.....dan hal ini wajar karena para ibu ini menahan rasa sakit tak terhingga sehingga para suami yang didekatnyapun jadi pelampiasan agar para suami tahu bahwa melahirkan itu sakit, dan tidak seenak cara buatnya ha ha.....).

Setelah anak ini lahir para suami selalu bangga bilang "anak gue........", tapi giliran begadang malem dan cuci popok pada bilang "jangan gue, jangan gue...." ha ha. Ternyata tugas seorang ibu memanglah berat, setelah melahirkan, tugas untuk begadang menanti..... begadang menyusui 3 jam sekali, menggendong adek bayi tengah malam agar berhenti nangis padahal jahitan melahirkan belumlah kering...!!!

Dan yang sampai saat ini (10 bulan dari saat melahirkan), istri saya masih melakukan hal yang sama; bangun malam hari kala putri kami terjaga dia dengan cekatan dan siaga menyediakan ASI tanpa sekalipun menganggu tidur saya. 

Sampai sekarang-pun kadang saya kasihan dengan istri saya; saya tahu bahwa dia menyukai makanan pedas, namun selama hampir 2 tahun dia menghindari makanan jenis ini demi anak kami tercinta. 

Beberapa makanan hambar serta sayurpun dilahapnya, walau saya tahu persis bahwa dia tidak menyukainya, kadang dia tidak mengunyah dan langsung menelannya karena dia tahu persis bahwa makanan itu akan memberikan dampak baik bagi air susu untuk buah hati kami.

Saya tidak tahu sampai kapan dia akan melakukannya; namun sebagai suami, saya mencintai serta memuliakannya walau terkadang harus turut menelan tanpa mengunyah makan makanan hambar tersebut demi untuk menghargainya.

Catatan Kaki :
Sekalipun tidak sedikit perempuan yang berakhlak kurang mulia, namun bagi saya Perempuan adalah makhluk yang memang layak untuk dimuliakan.

Followers