Tuesday, February 24, 2009

Kesialan di bulan Safar

Sore ini pulang kerja aku mendapatkan sepenggal SMS yang kurang lebih isinya sebagai berikut "Nanti malam adalah malam rabu terakhir pada bulan safar, berdoalah pada ALLAH SWT, karena menurut hadist adalah malam dimana Allah menurunkan 1.000 balak dan penyakit"....betapa kagetnya aku melihat SMS ini, kemudian sambil browsing aku mencari cari info tentang hal ini, dan dari berbagai sumber aku mendapatkan bahwa yang dimaksud dengan hal ini adalah "RABU SAFAR" atau dengan kata lain rabu terakhir ini juga terkenal dengan sebutan RABU WEKASAN, kalau tidak salah jatuh hari Rabu tanggal 25 Februari dimulai dari hari selasa Ashar atau maghrib sampai Ashar atau maghrib hari rabu.

dari referensi-referensi lewat browsing diblog akhirnya kudapatkan jawaban atas asal-muasal RABU WEKASAN;

Pada masa jahiliyah, orang Arab beranggapan bahwa bulan Safar merupakan bulan yang tidak baik. Bulan yang banyak bencana dan musibah, sehingga orang Arab pada masa itu menunda segala aktivitas pada bulan Shafar karena takut tertimpa bencana. Begitu juga dalam tradisi kejawen, banyak hitungan-hitungan yang digunakan untuk menentukan hari baik dan hari tidak baik, hari keberuntungan dan hari kesialan.

Karena umumnya orang awam menyangka bahwa bulan Safar adalah bulan sial atau penuh dengan bala (bencana). Sehingga untuk membuat rasa optimis umat Islam maka dinamakanlah Shofarul Khoir (hari yang penuh dengan kebaikan). Sehingga bulan Safar tidak terkesan menakutkan apalagi dipercaya sebagai bulan kesialan. Padahal setiap bulan-bulan Islam itu memiliki kekhususan dan keistimewaan sendiri-sendiri, demikian pula Safar.

dari beberapa blog aku juga mendapatkan informasi seperti ini :

"………As Syeikh Al Kamil Fariduddin As Sukar Janji di dalam kitab “Al Jawahir Al Khoms” halaman 5, mengatakan bahwa setiap tahun pada Rabu akhir di bulan Shafar, akan diturunkan 320.000 bala/ bencana……"

dalam blog ini juga disebutkan ada doa yang dilafalkan agar terhindar dari kutukan.....????? (aku rasa berdoa seperti ini tak perlu nunggu safar)

Dan menurutku memang agak sedikit janggal, bukankah jika ada orang mempercayai adanya hari nahas (sial) dengan tujuan mengharuskan untuk berpaling darinya atau menghindarkan suatu pekerjaan pada hari tersebut dan menganggapnya terdapat kesialan, maka sesungguhnya yang demikian ini termasuk tradisi kaum Yahudi dan bukan sunnah kaum muslimin yang selalu tawakkal kepada Allah dan tidak berprasangka buruk terhadap Allah.

Kemudian aku buka software kumpulan hadist dan kuketikkan kata "safar" dan akhirnya kutemukan terjemahan hadist ini yang Diriwayatkan oleh abu Hurairah r.a

Rasullah s.a.w bersabda: “tak ada penyakit yang berjangkit, tak ada larangan atau pantang pada bulan safar dan tak ada kecelakaan yang ditandai burung malam. kemudian seorang desa bertanya : Ya Rasullah!bagaimana dengan unta yang berada di padang, yang berberak bebas bersih laksana kijang, kemudian didatangi oleh unta berkudis dan setelah bergaul, maka semua unta tersebut berkudis? rasullah bersabda :siapakah yang menjangkitkan kudis pada unta pertama?"

sepertinya dari hadist diatas sangat gamblang bahwa safar tidak perlu ditakuti.

Hal yang hampir serupa dengan bulan safar, sebagian orang tidak mau melakukan pernikahan pada bulan Syawal, takut terjadi ini dan itu yang semuanya tidak ada dasar hukum yang jelas. Budaya ini berawal pada zaman Jahiliyah, disebabkan pada suatu tahun, tepatnya bulan Syawal, Allah menurunkan wabah penyakit, sehingga banyak orang mati menjadi korban termasuk beberapa pasangan pengantin, maka sejak itu mereka kaum jahilin tidak mau melangsungkan pernikahan pda bulan Syawal.

Jadi, jika zaman sekarang ada seseorang tidak mau menikah pada bulan Syawal karena takut terkena penyakit atau musibah atau tidak punya anak, ketahuilah bahwa dia telah mengikuti langkah kaum jahiliyyah. Hal itu bukanlah perilaku umat Nabi Muhammad SAW. Sayyidah Aisyah RA bahkan menentang budaya seperti ini dan berkata:

"Rasulullah SAW menikahi saya pada bulan Syawal, berkumpul (membina rumah tangga) dengan saya pada bulan Syawal, maka siapakah dari isteri beliau yang lebih beruntung daripada saya?"

Nabi Muhammad juga menikahi Sayyidah Ummu Salamah juga pada bulan Syawal...

ada sanggahan????

Followers